Jalmo Manungso
Kang sinebut JALMO MANUNGSO kuwi kasinungan :
- ROGO kang linambaran ” AKAL-PIKIRAN, EGO, NEPSU “
- ROH ( Sukma, Jiwa, Spirit, Urip atau sebutan dan istilah lain beserta penjelasan2nya ) kang manjing sajroning ROGO.
Sesungguhnya perjalanan HIDUP~URIP Jalmo Manungso itu sama. Dilahirkan, Dibesarkan, Menjalani kehidupan, sebagian besar KAWIN lalu menghasilkan ANAK~KETURUNAN, kemudian mejadi TUA, lantas MATI. Tak seorangpun yang betapa tinggi Pangkatnya, Derajadnya, sebesar apapun KEKUASAANNYA, berapapun KEKAYAANNYA, betapapun SUNDHUL LANGIT Ilmu Tauhidnya tak akan bisa mengelak dan SELAK dari perjalanan Hidup yang demikian itu.
Jikalau ada perbedaan, itu semua hanyalah masalah KEMBANGANNYA saja. Manusia sama-sama makan untuk mempertahankan HIDUP, yang satu makannya di Hotel berbintang, yang satunya makan di Warteg…
Manusia sama-sama BERPAKAIAN untuk melindungi tubuh dari cuaca. Yang satu memakai pakaian bermerek terkenal dan mahal sedangkan yang lain tanpa merek ( rombengan ) dan berharga murah.
Manusia sama-sama BERGERAK dari satu tempat ke tempat lain. Yang satu naik MOBIL sedangkan yang lain naik SEPEDA ONTHEL.
Perjalanan Jalmo Manungso tiu sesungguhnya menuju arah yang sama…yaitu selangkah demi selangkah mendekati KUBURAN….
RAGA yang bersifat Materiil akan kembali keasal mulanya menjadi tanah dan bersifat NAJIS.
ROH~HIDUP~URIP yang bersifat Immateriil bersifat KEKAL dan akan kembali kepada sang Sumber URIP. Jadi seyogjanya ROH~URIP~HIDUP jika setelah berpisah dengan ROGO semestinya kembali kepada asalmulanya yakni Tuhan dan tidak NGEMBORO.
URIP kuwi kuosone MOBAH lan POLAH, Lenggahe neng ROSO JATI. URIP memberikan petunjuk yang paling BAIK ” Becik ing Becik ” dan juga paling BENAR ” Bener ing Bener ” bagi setiap Jalmo Manungso.
Karena URIP itu berasal dari sang Sumber URIP yaitu URIP Kang Angelimputi, Ngobahake lan Nguwasani Jagad Dumadi sak isen-isene.
URIP kang WERUH…opo lan kepiye corone ROGO saben wektu kudu TUMINDAK BECIK lan PENER anggone BABRAYAN neng Jagad Dumadi supoyo Ayem, Tentrem, Kerto, Raharjo.
Tidak sedikit JALMO MANUNSO yang hidup sekarang ini, di jaman yang dikatakan maju, modern sekalipun dipenuhi oleh segala kebutuhan Materiilnya, bahkan Emosionalnya. ..namun kehilangan ” ROSO AYEM “. paling-paling hanya akan merasakan NIKMAT sebentar…. lalu hilang dan kemudian berusaha mengejar KENIKMATAN lagi…begitu. ..begono. ..beginu. … seterusnya.. .
Sifat-sifat PENGEJARAN yang demikian hanyalah akan membuat kehidupan tambah SAMSARA karena sifat pengejaran yang didasarkan kepada ” KEHENDAK ROGO “. Hal ini dikarenakan JALMO MANUNGSO pada melupakan, bahwa di dalam setiap DIRI ada HIDUP~URIP ( ROH ) yang selalu dibimbing oleh sang Sumber URIP dalam perjalanan.
HIDUP~URIP yang selalu dipaksa-paksa menuruti Kehendak ROGONYA ( Akal, Pikiran, Ego, Nepsu ) akan terbawa SALAH ARAH…… Pedahal tanpa HIDUP~URIP jelas-jelas ROGO takkan bisa berbuat apa-apa…alias NGGLEMPOH TANPO DOYO….atau menurut istilahnya Kang Boed WOLO-WOLO KUWOTO haaa..haaaa…Semestinya yang PAS~TEPAT adalah HIDUP~URIP lah yang menentukan arah dan langkah, sedangkan ROGO hanya mengikuti Kehendak sang URIP. Jadi HIDUP jalmo Manungso bakalan tidak SALAH ARAH untuk menuju kepada ASALNYA.
Akhirnya..kembali pada masing-masing tinggal DIPILIH…DIPILIH. …
Kita URIP~HIDUP dalam Kehidupan ini mau diperbudak RAGAWI yang tak pernah kenal puas dan selalu memiliki safat-sifat pengejaran dan harapan demi kepuasan RAGAWI yang pada akhirnya akan berujung pada KEKECEWAAN dan KESENGSARAAN ataukah RAGA yang kita gunakan untuk melayani KEHENDAK URIP~HIDUP demi mencapai KEBAHAGIAAN~KETENANGAN SEJATI.. …??.
Jika ingin merasakan KEBAHAGIAAN~KETENANGAN SEJATI, maka turutilah kehendak sang URIP~HIDUP mu. karena URIP~HIDUP lah yang tahu apa yang terbaik bagi DIRI masing-masing sebab URIP~HIDUP dalam perjalanannya akan selalu dibimbing sang Sumber URIP ( Tuhan ).
Hai JIWA~URIP~HIDUP~ROH yang TENANG.
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
Salam – Kekadangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar