Senin, 23 November 2009

SHALAT/DZIKIR KHUSU’ atau HIDUP KHUSU’…

“Mintalah pertolongan kepada ALLAH dengan sholat dan sabar, sesungguhnya yang demikian itu sangat berat kecuali bagi orang yang khusuk”. “Yaitu yang meyakini (telah dan akan) /selalu bertemu dengan Rabbnya (Bos Alam Semesta) dan mereka yang menjadikan ALLAH sebagai rujukan setiap hal”
( QS. Al – Baqarah 45 – 46 )


Khusuk adalah atribut yang melekat pada kehidupan (sholat dan sabar merupakan bagian dari kehidupan). Orang yang hidupnya khusuk akan senantiasa memelihara perjumpaan dirinya dengan ALLAH, selalu memfokuskan diri kepada ALLAH, selalu mematuhi perintah ALLAH. Sebelum dan sesudah melakukan aktivitas selalu membaca doa dan menyadari sepenuhnya bahwa segenap tindak laku adalah perintah ALLAH.
Sangat logis sekali jika orang yang hidup khusuk, sholat dan sabar bukan sesuatu yang memberatkan. Sia-sia jika kita berharap sholat khusuk tapi dalam hidup keseharian tidak khusuk (cenderung permisif-serba boleh , profan-terlalu bersifat duniawi, kering dari nilai-nilai & memperturutkan hawa nafsu).

Emangnya SHOLAT KHUSUK yang berupa gerakan berdiri, rukuk, sujud dan duduk takhiyat dan beberapa teknik yang kita kejar-kejar dan kita cari cari selama ini bisa menghantarkan kita untuk sampai ( Manunggal ) kepada Tuhan tanpa dibarengi AKSI, TINDAKAN dan PERBUATAN untuk ” Hamemayu Hayuning Bawono…??”. Manusia sebagai HAMBA, ABDI, BATUR, JONGOS nya Tuhan harus memahami keberadaan kita akan MAKNA predikat sebagai ABDI. Jika tidak maka pergulatan, pencarian dan pemelukan manusia terhadap sebuah Agama berikut perintah Ibadah yang ada di dalamnya hanya akan berhenti dan mandeg pada ” stasiun AKAL dan PIKIRAN ” paling banter yah…dalam kapasitas ANGAN-ANGAN dan MIMPI. Jadi jangan “ Nggondhok, Mangkel dan Kecewa “ klu serentetan ibadah ritual yang kita lakukan tak lebih dari sekedar SESEMBAHAN terhadap PIKIRAN, BUDI dan ANGAN-ANGAN kita semata, bukannya sesembahan yang sesungguhnya kepada sang Hyang Moho Tunggal.

Untuk bahan perenungan dan mengetahui lebih jauh tentang pemahaman MAKNA menyembah ( sholat ) mari kita cermati sebuah konsep sesembahan dalam PUPUH Khazanah Jawa berikut ini :

Utamaning sariro puniko,…
Angaweruhono jatining salat,…
Sembah lawan pujine,…
Jatining salat iku Dudu Isa’ tuwin Maghrib,…
Sembahyang arane wenange puniku,…
Lamun aranono salat pan minongko kembangane salat,…
Ing aran toto kromo, …
Endi kang aran sembah sejati,…
Ojo manembah yen tan ketingalan,…
Temahe kasor kulane,…
Yen siro nora weruh Kang sinembah ing ndonya iki kadi anulup kaga, …
Punglune den sawur manu-e mongso keno-o,…
Awekoso amangeran adam sarpin,…
Sembahe siyo-siyo,…

Unggulnya diri itu Mengetahui hakekat sholat
Sembah dan pujian

Salat yang sebenarnya bukan mengerjakan salat Isa’ dan Maghrib

Itu namanya sembahyang
Apabila disebut salat, maka itu hanyalah hiasan dari salat daim
Yang dinamakan TATA KRAMA

Manakah yang disebut salat yang sesungguhnya itu

Jangan menyembah bila tidak tahu yang disembah

Akibatnya akan direndahkan MARTABAT HIDUPMU

Apabila engkau ingin mengetahui yang disembah di dunia ini Engkau seperti menyumpit burung

Pelurunya disebar kemana-mana tapi tidak ada satupun yang mengenai burungnya
Akhirnya cuman menyembah ANGAN-ANGAN

Penyembahan yang sia-sia tiada berguna

Loh..loh.. kok bisa begitu…??. Begono yah…maaf la wong ini juga pendapat saya kok dan mohon Saudara-saudaraku jangan terpengaruh dengan pendapat saya dan jangan mempercayainya…!!
Sebagai manusia kita sudah semestinya harus memahami TUJUAN HIDUP ( Paraning Dumadi ) kita. Untuk mengetahui Tujuan hidup kita harus mengetahui EKSISTENSI kita, karena eksistensi manusia tak akan bisa lepas daripada Tujuan hidup itu sendiri. Cuman permasalahannya adalah kita-kita ini juga gak inget mengapa kita harus hidup di dunia ini, hik..hik…adakah diantara saudara-saudaraku yang inget…?? Kita tidak ingat, mengapa kita ini harus hidup yah…mengapa kita sekarang ini ada di sini..?? Jadi sangat wajar, lumrah, rasional dan logis klu kita sama-sama gak tahu tentang TUJUAN HIDUP kita he..he..Makanya dalam setiap ritual Sholat ada permohonan kepada Tuhan untuk ditunjukkan kepada JALAN LURUS yah gak..yah gak…??. Artinya apa..?? Kita ini manusia yang sama-sama TERSESATNYA….!! Maka saya kadang GELI, Mesam-mesem, kadang malahan TERPINGKAL-PINGKAL klu ada kelompok/golongan keyakinan tertentu beraninya memfonis orang lain SESAT, KAFIR, MUSYRIK….halah..halah…apa yah gak sadar toh kalau sendirinya tuh sebagai manusia yang sama-sama masih TERSESATNYA di dunia ini..?? Amat banyak loh diantara kita ini yang mencari-cari TUJUAN HIDUP dari teks book Kitab Suci dan Hadis sebagai rujukannya. Yah..yah…mungkin saja kita bisa menemukannya disana. Namun yang LUCUNYA lah wong kita ini mo pingin menemukan TUJUAN HIDUP sendiri kok Informasinya diperoleh dari luar DIRI. Ini kan sama saja dengan anak kecil yang ingin mengetahui namanya sendiri dan bertanya kepada orang yg gak dia kenal. Jika kita mau menelusuri Khasanah Jawa ( maaf karena saya orang Jawa seh ) ternyata tujuan hidup manusia takkan lepas dari apa yang dinamakan SELAMET. Terlepas dari berbagai dalil-dalil atau bahkan kata-kata FALSAFAH, hidup SELAMET adalah tujuan manusia. Yah kata orang Islam di Arab sono ” Khasanah Fiddunya wal Akhirat ” alias SELAMET di dunia dan Akherat serta terbebas dari API NERAKA…!!. Jika kita telisik lebih dalem makna SELAMET adalah AMAN, NYAMAN tak ada gangguan apa-apa, tidak menderita dalam hidup ini, juga tidak mengalami KERUGIAN…!!
Selamet juga memiliki makna ” WIDODO ” yaitu selamat dimana saja, kapan saja selamanya. Suatu keselamatan yang TERBEBAS dari ruang dan waktu.
Adalagi konsep RAHAYU yang masih digunakan sampai sekarang ini. dalam konsep RAHAYU ini terkandung KEBENARAN, KEBAIKAN, KEBAJIKAN, KESELAMATAN dan KETEPATAN. Jadi kehidupan yang RAHAYU dalam konsep Jawa adalah hidup yang ” Toto, Titi, Temtrem, Kerto, Raharjo ” ( teratur, tertib, nyaman, sejahtera dan sehat ) yang penuh kebajikan.
Jadi tujuan hidup manusia adalah menempuh perjalanan. Berjalan kemana..?? Yah menuju HIDUP SEJATI…apa itu…? Hidup yang RAHAYU dan SELAMAT. Dan terlepas dari berbagai penafsiran tentang apa itu SELAMAT. Yang jelas selamat BUKAN ANGAN-ANGAN, HAYALAN atau sekedar kepercayaan. Selamat itu REALITAS..dan bukan CARITAS…!!, ia adalah keadaan atau kenyataan dalam hidup ini. Jika sekarang kita yang hidup di negeri ini tidak merasakan RAHAYU itu menandakan masih banyak orang yang belum SELAMAT.

Hidup itu bersifat baru yang dilengkapi oleh adanya “ Panca indra “ yang sekaligus merupakan barang pinjaman dari Gusti Kang Hakaryo Jagad. Jikalau barang tersebut telah diminta kembali oleh si Empu-Nya, apa yang bisa kita perbuat…?? semua akan berubah menjadi tanah dan membusuk, hancur lebur dan bersifat NAJIS . Oleh karena itu Panca indra TIDAK DAPAT kita pakai dan kita gunakan sebagai PEDOMAN dalam menjalani HIDUP….!!

Nafs, Budi, Pikiran, Angan-angan dan Kesadaran adalah satu wujud dengan Akal yang dapat menjadikan kita GILA, SEDIH, BINGUNG, TAMAK, RAKUS dan sering kali tidak JUJUR. Karena AKAL itu pula yang dalam siang dan malam sering mengajak kita IRI, DENGKI terhadap sesama demi kebahagiaan diri sendiri, bahkan tak jarang merusak kebahagiaan orang lain demi ISI PERUT. Dengki menyebabkan seseorang berbuat jahat, menimbulkan kesombongan. Dan, sering pula menyebabkan jatuh dalam lembah KENISTAAN. Yang pada gilirannya akan MENODAI nama dan citra Manusia itu sendiri.
Jalan hidup manusia yang harus dilalui adalah jalan HATI ( batin ). Batin yang bisa mencapai KEBENARAN. Hati yang demikian haruslah terbebas dari berbagai penyakit atau kotoran. Tanpa pamrih dalam bertindak, tidak dengki dan mendengki. Hati yang pemaaf. Sombong….telah jauh-jauh hari sudah ditinggalkan. Jika hati sudah lurus itu akan tercermin dalam perilakunya, tercermin dalam tutur kata dan terefleksi dalam aura wajahnya. Terpantul dalam suara ketika berbicara. Dalam kondisi hati yang jernih seseorang akan dapat melihat jalan hidup yang harus dilaluinya.
Inilah barangkali CERMINAN sekaligus PENGEJAHWANTAHAN perilaku dari pada Hidup KHUSU’.

Jadi…mana yang bernilai…?? Shalat/Dzikir Khusu’ atau Hidup Khusu’…??? Terserah masing-masing anda menilai dan menjalaninya. So What gitcu loh…??

Maksud hati yang sudah sampai pada Kebenaran,
Kotoran yang telah sirna dari Jasad,
Mencegah segala keburukan,
Bagaikan tubuh yang Jelita,
Yang demikian itu jika telah sampai pada luar dan dalamnya,
Akhirnya seimbang, Bersih, jernih, tanpa campuran,
Akhirnya dapat dikatakan,
Lenyap sudah sifat AWAM manusianya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar